Oleh : Heny Anggreini Dalam sebuah karya sastra, haruslah mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna. Salah satunya pada karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak dan bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Dalam hal ini, mereka mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang tergambar daam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan, bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan readiness anak. Sastra anak memberikan gambaran kehidupan yang bermakna bagi anak yang diurai dalam karya tersebut. Dalam hal ini siapapun yang menulis karya sastra tersebut baik orang dewasa maupun anak-anak, yang terpenting adalah penggambarannya ditekankan pada kehidupan anak yang memiliki nilai kebermaknaan. Namun, dalam kenyataannnya nilai kebermaknaan bagi anak-anak dilihat dan diukur dari perspektif orang dewasa. Pada dasarnya puisi anak dan orang dewasa hanya sedikit perbedaannya. Hal utama yang membedakannya adalah dari segi bahasa, tema dan ungkapan gejolak emosi yang digambarkan. Puisi anak dilihat dari dunia citraannya digambarkan dalam things dan sign yang sesuai dengan dunia pengalaman anak. Jika dicermati keduanya memiliki implikasi persfektif dan pengungkapan terhadap dunia anak dengan cukup tajam. Orang dewasa cenderung memandang dan menyikapi dunia anak secara normative-evaluatif daripada anak-anak sendiri yang lebih deskriptif –objektif dalam mengungkapkan diri mereka sendiri. Puisi untuk anak- anak berbeda sedikit saja dengan puisi orang dewasa, kecuali dalam hal memberikan ulasan pada dimensi kehidupan yang yang memiliki nilai kebermaknaan itu tampaknya ada yang bersifat universal dan kontekstual. Di negeri empat musim seperti di negara Eropa – Amerika, pengertian empat dalam setahunnya itu memiliki nilai kebermaknaan dalam kehidupan mereka sehari – hari. Peristiwa salju turun, serta perbedaan musim panas dan dingin dapat mengajak emosi serta dapat merangsang imajinasi indrawi mereka. Livingston dalam Huck (1987) menggambarkan Winter and Summer seperti berikut ini: WINTER AND SUMMER The winter is an ice cream treat, all frosty white and cold to eat, But summer is lemonade off yellow sun and straw cool shade /musim dingin/ adalah es krim yang menyenangkan/ semua putih membeku dan dingin/ tetapi musim panas/ adalah limun/ mentari menguning serta naungan jerami yang menyejukkan// Contoh puisi di atas penggunaan citraan digunakan secara intens. Hal ini terkait dengan perkembangan kognitif anak, yang pada awalnya sangat didominasi oleh kemampuan sensori motoriknya. Dengan citraan nostril (bau) misalnya, pengalaman anak-anak dapat dibangkitkan. Begitu juga dengan penggunaan citraan yang bersifat taktil (rabaan), anditif, dan visual. Khususnya mengenai citraan nostril atau bau ini, jika dihubungakan dengan bau favorit anak-anak, hal itu akan mempertajam persepsi mereka terhadap puisi yang dibaca. Misalnya; bau tanah sehabis hujan, bau jerami kering, atau roti panggang yang panas. Berikut adalah salah satu contoh puisi anak-anak. LEBAH DAN MAWAR Adalah seekor lebah Terbang ke mawar dan sembah zum, zum, zum, zum Hai bunga tolong beri aku Sedikit dari madumu! zum, zum, zum, zum Lebah silahkan duduk Tampaknya malu, ia tunduk zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum Kembang itu baik peri Manisan lalu diberikan zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum Lebah mengambil manisan Lalu berpantun hiasan Hai bidadari puteri Sekarang kumohon diri zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum (A. E. Wiranata) Dalam proses pemahaman puisi di atas, bisa digunakan pemahaman melalui proses dekoding dan penghubungan skemata. Puisi anak-anak diciptakan melalui penggambaran things dan sign. Karena itu dalam proses pemahamannyapun tidak terlepaskan dari gambaran dari kedua hal di atas. Puisi anak-anak yang awalnya disajikan pada anak sebagai fungsi instrumental dan tidak disajikan sebagaimana sastra itu sendiri. Begitupun dengan puisi, bila anak ingin mengungkapkan sesuatu, yang ada pertama kali dalam benaknya adalah gambaran sesuatu (things) baru kemudian hadir interpretasi dalam berbagai macam alternatif. Penafsiran puisi yang diberikan anak akan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan mereka karena yang awal diinterpretasi adalah tanda bukan bendanya. Sign dalam puisi yang merupakan print out atau sistem tanda harus ditafsirkan sehingga hadir interpretasi. Dalam menginterpretasi ini pemahaman anak ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan atau skemata isi yang dimilikinya (Prior Knowledge). Proses membaca puisi ditandai oleh formulasi hipotesis menyangkut pengertian-pengertian dalam bacaan disertai proses pemahaman kata-kata atau system tanda lain dalam bacaan. Anak mengawali proses interpretasi puisinya dengan membaca tanda berupa kata (lebah, mawar, madu, dan seterusnya) yang membawa ana berkelana menyusuri skemata isi yang dimilikinya. Untuk memformulasi hipotesis makna puisi “Lebah dan Mawar” ini anak harus mengungkit pengalaman dan pengetahuannya tentang bunga mawar dan binatang lebah yang selalu menghisap madu. Dengan demikian anak akan mengakumulasikan rasa ingin tahu dan gambaran menemukan jawaban tentang makna puisi itu melalui internalisasi yang mengacu pada gambaran makna dalam bacaan dan vicarious experience anak sehingga gambaran makna puisi itu tertemukan.
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed kembali mempersembahkan ide kreatifnya dengan mengadakan...
-
Oleh : Lamtiur Simaremare Bahagia tak dapat kuraih Sukses jauh dari mata Kasih sayang pudar tak berbekas Cinta ditangan oran...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Laut mu yang indah , hasil dan kekayaan lautmu yang melipah . Percuma Alam mu yang kaya dan flora fauna m...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Dipondok kecil itu terdengar suara kecil memanggil Dipondok kecil itu ku lihat wajah nan suram dibalik t...
-
Oleh : Jakaria Rasa yang tak mungkin tumbuh didalam gersangmu Tak lagi terlihat indah Sedang mentari Memberi secercah harapan ...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Gemerlap kekuasaan tak menjatuhkan kedermawananya Sejauh mata memandang hanya itulah yang terbias dipikir...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Malam semakin larut , bintang-bintang tak mampu menunjukkan sinarnya Sang rembulan tak berdaya mengindahk...
-
Oleh: heny anggreini meneriakkan segala suara yang masih samar terdengar, berparas rindu, dan bersuara parau. Inilah aku, yang masih berj...
0 komentar:
Posting Komentar