Oleh : Irfan Husaini Nasution
Oleh : Irfan Husaini Nasution
Oleh : Irfan Husaini Nasution
Oleh : Irfan Husaini Nasution
Oleh : Irfan Husaini Nasution
Oleh : Heny Anggreini Cita cinta adalah aku Tak ingin dijalannya, Ada titik kelam juga muram Adakah cinta yang terselubung Dalam pikir dan benak? Diakah yang ada di sini? Di benak dan pikiran ini? Diakah yang mengisi sudut-sudut ini? Tak kutemui satu jawaban untuk beribu pertanyaan Aku ingin dirimu, hatimu. Benarkah ini dari hatiku? Bukan nafsu birahiku? Yang karena kau selalu bersamaku
Oleh: heny anggreini meneriakkan segala suara yang masih samar terdengar, berparas rindu, dan bersuara parau. Inilah aku, yang masih berjalan mencari diri. Hilang dalam peluk, tak terlihat dipelupuk kerinduan. Ingin rasanya, aku bercumbu dalam gemerlap bintang malam yang senantiasa membuka keramaian dalam wajah-wajah murkanya.
Oleh : Ayu Suci Ramadani Di usia ku yang menginjak 15 tahun, sekarang aku duduk di kelas 1 SMA. Diusiaku yang masih menginjak dewasa ini, harus menerima kenyataan yaitu aku jauh dari kedua orang tua ku. Dari kampung aku diberangkatkan oleh kedua orang tua ku ke medan untuk menuntut ilmu dan meraih impianku untuk menjadi Guru yang profesional. Hal itu yang sudah ku niatkan ku pastikan akan tercapai. Namun hal itu tidak mudah, seperti kita membalikkan telapak tangan. Begitu banyak rintangan yang harus ku hadapi. Dari segi ekonomi, dan cara berpakaian ku yang cuku setra gak gaul. Dan yang mau berteman dengan ku itu, kalau lagi ada keperluan aja atau lagi ada maunya. Tapi banyak hal dan orang yang mensport aku untuk tetap bersemangat dan harus lebih bersabar dengan cobaan yang diberikan. Dan orang tua ku selalu berpesan kepada ku yang pesannya itu “Hidup ini tidak sempurnah apabila tidak dibebankan dengan berbagai masalah. Masalah yang menimpa kamu itu adalah ciri orang yang berhasil. Tapi bagaimana kamu mengahadapinya, kalau kamu bisa bersabar menghadapinya kamu akan menuai hasilnya, tapi apabila kamu tidak sanggup menjalaninya berarti cita-cita kamu hanya sebatas ucapan belaka”. Hal itulah yang selalu membuat aku semangat lagi untuk meraih cita-cita ku yang telah ku ukir di langit yang tinggi yaitu, “Menjadi Guru yang Profesional”. Hari-hari ku disekolah ku hadapi dengan rasa percaya diri dan selalu ku tebalkan hati ku dengan terus bersabar. Ternyata hal itu tidak bertahan lama, setengah tahun aku bersekolah aku bisa bersosialisasi dengan baik. Aku mulai merubah penampilan ku dan cara belajar ku yang hasilnya aku selalu menjadi juara di kelas. Mungkin hal itu yang membuat mereka mau menerima aku menjadi teman mereka. Dan hasil perubahan ku ini, juga membuat seseorang tertarik kepada ku. Dia bernama Putra. Dia juga masih bersekolah, tetapi dia tidak bersekolah di sekolah ku dan dia sudah kelas 2. Dia begitu baik kepada ku dan perhatian juga kepada ku. Karna sikapnya yang begitu baik pada ku, aku pun tertarik kepadanya. Dan pada suatu hari, dia menyatakan perasaannya kepada ku. Dan aku tidak perlu berfikir panjang untuk menjawab pertanyaan itu. Aku langsung menjawab aku mau menjadi percayanya. Dan hari yang indah itu berketepatan di hari Valenten. Mulai hari ini aku punya sosok yang begitu baik yang sekarangtelah mengisi relung hati ku. Sekarang pergi sekolah sudah ada yang menjemputku dan bahkan pulang sekolah juga di jemput. Tapi sayang disetiap malam minggu aku tidak bisa jalan bareng dengan dia. Itu karena aku belum berani untuk meminta ijin kepada ibu kost ku. Agar tidak ada salah paham dalam hubungan kami ini, aku menceritakan hal itu kepadanya. Dan dia dapat memaklumi hal itu. Aku makin sayang sama dia karena selain perhatian dia juga bisa ngerti dengan keadaan ku. Hal ini ku jalani dengan usia hubungan ku yang berjalan setengah tahun. Ternyata hubungan ku ini diketahui oleh teman akrab ku, yang bernama wulan. Wulan adalah teman dekatku. Semenjak berteman dengan dia setahun ini,dia begitu baik dan mau membantu kalau aku lagi kesusahan, apalagi hal itu tentang uang, dia selalu meminjamkan ku. Karna dia begitu baik aku pun menceritakan pujaan hati ku kepadannya. Disisi lain aku sudah membohogi kedua orang tua ku. Aku di pesankan dari kampung untuk menuntut ilmu bukan untuk belajar bercinta. Tapi,hubungan ini ku jalani dengan hal yang positif dan semangat belajar ku juga tidak berkurang. Mala aku makin semangat dengan kehadirannya. Entah mengapa aku sayang banget sama dia. Ada rasa takut akan kehilangan dirinya. Ternyata tidak terasa hubungan ku sudah beranjak satu tahun lebih dua bulan. Dan sekarang aku juga sudah duduk di kelas dua,bahkan rengking ku naik menjadi juara satu. Aku senang benget dengan hasil yang kudapatkan ini, dan hal ini juga karna kehadirannya. Karna rasa senang begitu dalam, di malam minggu ini aku membernikan diri untuk meminta ijin kepada ibu kost. Ternyata usaha ku tidak sia-sia, ibu kost memberikan ijin kepada ku untuk jalan malam minggu bersama dengannya. Karna sudah mendapat ijin aku langsung menelpon dia untuk segera menjemput ku di kost. Dan langsung menejemput ku, mata ku terpana melihat dia berpakaian biasa yang tadinya aku sering melihatnya pakaian seragam. Ku lihat malam itu dia manis banget, sampai aku tidak mau kehilangan dia.tidak lama memandang wajahnya dia pun memanggil namaku dan berkata ” Nindi cepat nanti keburu malam looh”. Dan aku naik ke atas kereta. Diatas kereta dia selalu mengajak ku bercerita dan bertanya maunya aku ini jalan kemana dan maunya makan dimana? Malam ini aku jalan dengannya dan makan di tempat yang romantis sekali. Selasai makan mengantar aku pulang. Pertemuan malam itu sampai terbawa ke dalam mimpi ku. Dan karna mimpi itu terlalu indah aku sampai kesiangan berangkatke sekolah. Karna sudah kesiangan aku pun jadi terburu-buru berangkat ke sekolah. Hari ini dia tidak menjemputku. Sesampainya di sekolah aku melihat wulan lagi berbicara dengan putra pacar ku. Ku hampiri mereka berdua dan ku tanya “ada apa kok kalian berduaan? Apa kalian sudah saling kenal? Lalu wulan yang menjawab “Hhhmmm....tadi kami tidak sengaja bertemu, tadi aku lagi beli sarapanterus dia memanggil ku dan menanyakan kamu nindi. Ya aku bilang kamu belumdatang”. Ooo gitu ya! Karna tidak ada rasa curiga hal itu aku abaikan. Tapi hal itu makin hari makin mencurigakan. Sewaktu aku pulang sekolah, aku melihat wulan di bonceng sama putra. Karna ada rasa cemburu aku langsung menelpon putra. Dan ku tanya sedang apa di situ dan mengapa harus dengan wulan, mesra lagi? Dia menjawab “ini aku sama wulan lagi ngerencanaiin sesuatu di hari ulang tahun kamu nindi. Yang pastinya kamu akan senang. Ya sudah ditunggu saja dihari spesial kamu ya sayang”! Karna rasa cinta ku kepadanya aku pun percaya saja dengan perkataannya. Aku pun pulang dengan perasaan penasaran. Namun, itu aku hilangkan karna mereka tidak mungkin saling suka. Karna wulan adalah teman baik ku. Dan putra dia pasti sayang banget sama aku. Malam ini aku kangen banget sama dia. Karna tidak ada tugas untuk besok, malam ini aku menelponnya. Saat sedang menelpon aku merasa ada sesuatu yang beda di dia. Aku ngerasa dia itu beda sekali, cuek dan di telepon pun hanya sedikit berbicara. Apa mungkin dia lagi ada masalah ya? Pikirbku dalam hati. Karna dia sedikit beda aku pun mematikan telepon ku. Tapi perasaan ku makin tidak karuan apa yang terjadi sama dia. Tapi mungkin besok dia sudah baikan. Hari ini terakhir sekolah karna besok sudahmalam minggu. Tapi hari ini dia tidak menjemputku. Di sms tidak di balasdan telepon ya juga tidak aktif. Karna ia tidak menjemputku, aku pun pergi ke sekolah dengan naik angkot. Sesampainnya, di sekolah aku pun langsung mendatangi wulan dan menanyakan apa yang mereka lakukan semalam. Wulan menjawab “Ooo,,, itu! Aku Cuma membahas sesuatu hal yang itu nantinya kamu tahu sendiri “terus mengapa mesra sekali?” bener kamu enggak bohong? “Bener nindi, masak iya aku bohong sama kamu sich?” Ooo,,,ya sudah kalau begitu. Hari ini adalah hari yang paling bahagia sekali, karena hari ini aku berulang tahun. Kriing...kriiing suara hp ku berbunyi, ku lihat putra menelpon ku. Tanpa basa-basi aku di ajaknya bertemu di suatu tempat dan harus berpenampilan yang cantik. Aku pun berdandan dengan cantiknya dan tidak mau dia kecewa. Sesampainya di sana aku kaget sekali, karena wulan juga ada di sana. Aku disuruh duduk disebelah wulan. Dan putra mengatakan “Nindi...kamu adalah cewek yang baik dan aku yakin kamu pasti penasaran banget kena di sini ada wulan?” di sini aku mau mengatakan sesuatu hal yang ini adalah jalan keluar yang terbaik untuk kita. Aku sayang sama kamu tapi hanya sebatas teman saja, aku lebih sayang dengan wulan, nindi! Maafkan kami nindi, bukan maksud kami mau menyakiti perasaan kamu. Tapi kami nyaman dengan keadaan ini. Aku pun langsung bangkit dari tempat duduk ku dan berkata “Apa...? jadi selama ini kalian berdua menusuk aku dari belakang? Kenapa kalian tega melakukan ini semua terhadap aku? Apa salah ku kepada kalian? Kamu wulan sudah ku anggap seperti keluarga ku sendiri dan kamu putra aku selalu meneruh rasa percaya kepada kamu dan kenapa setelah aku mencintai mu lebih dalam kamu tega nyakiti aku. “Kalian tega....kalian kejam...aku benci kalian. Sambil menangisdan aku beranjak keluar dari ruangan”. Inilah kisah cinta ku yang terputus di tengah jalan. Yang disebabkan oleh orang ketiga, yang tidak lain dan tidak bukan adalah teman dekat ku sendiri. Tidak ada orang yang bisa dipercaya di dunia ini selain diri kita sendiri. Namun, hal itu tidak membuat aku putus asa. Dari kejadian itu aku harus bangkit menjadi yang lebih baik lagi!
Oleh : Dian Tiara Mayup aku dalam jatuhan pulau bersama kerlingan pasir keputihan tanpa sirip berenang tanpa sayap pun terbang begitukah angan kini datang mengajak, mengejek, mengolok, aku tapi sayang bukan mimpi karena kenyataan ternyata memang serpihan besi merajam
Oleh : Dian Tiara Gairah tualang membawa kaki berjalan ke pasir putih pesisir laras bau bebatuan dan semilir angin khas batu bara menyeruak indera penciuman mengajak berkenalan desa pinggiran suku melayu itu melempar senyuman senja nguning Terperangah aku akan suguhan bangunan, yang mampu menderapkan hati merunduk di bawah garang walaupun hanya tinggal puing kuno dan seonggok bangunan kadaluwarsa tapi pesonanya tak pernah runtuh oleh reruntuhan Dulu katanya bangunan itu adalah istana pemiliknya raja arif bijaksana berdayangkan 13 selir berparas bidadari di jaga oleh para panglima dari penjuru Pandan sampai Malaka siapa berani menentang, mati tak tertemukan badan bukan sembarang bisa melenggang ke dalam karena istana memiliki dua bangunan khayalan membingungkan Betapa megah dahulu walau sebatas “katanya” entah apa yang terjadi, mengapa istana itu terluluh lantahkan kini hanya tinggal peninggalan terlupakan laguh lagah lumut dan rerumputan menjadi penghuni sekarang berteman seorang pria rentah delapan puluhan demi hidupnya ia melelang harta pusaka istana ke jiran tidak ada pengakuan akan keberadaan, bahkan sejarah menghindar istana niat lima laras, benar – benar terlaraskan
Oleh : Dian Tiara
Biru kecil tak mampu menutupi bisanya
sempurna bak melati di pematang
mengalun perlahan menebar kenangan
senyuman terukir menghapus anyang hati
yang sempat menerpa gadis ayu pinggir kali
Semburat kebimbangan tergantikan goresan indah,
merah sang pujaan kini menghinggapinya
matanya berkaca kicauan camar di cemara
menemani embun bersahaja
---------------------------------------------------------------------------------------
Gadis ayu datang dengan gemulai
membawa hasrat kerinduan, tak terpendam
semakin luluh helai rambutnya dimainkan angin
kala pemuda melambai berhias senyuman
Seluruh gemercik air menjadi saksi
betapa kedua insan yang merindu
mampu menyaingi kisah laksmi dan wisnu
yang kini terbuai asmaraloka fana
Oleh : Dian Tiara Jeram – jeram menyaksikan scarecrow melalui sehelai dahan runtuh di bumbun gersang berdiri dalam pusaran bayu kesendirian sekitar petak tinggal ia seorang Menatap embun sampai ke senja menyunggih malam kelam dingin menjadi selimut semalam di bawah naungan bintang kembali tegak menghadap bulan kebiruan dalam hitam yang menawan
Oleh : Heny Anggreini Dalam sebuah karya sastra, haruslah mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna. Salah satunya pada karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak dan bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Dalam hal ini, mereka mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang tergambar daam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan, bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan readiness anak. Sastra anak memberikan gambaran kehidupan yang bermakna bagi anak yang diurai dalam karya tersebut. Dalam hal ini siapapun yang menulis karya sastra tersebut baik orang dewasa maupun anak-anak, yang terpenting adalah penggambarannya ditekankan pada kehidupan anak yang memiliki nilai kebermaknaan. Namun, dalam kenyataannnya nilai kebermaknaan bagi anak-anak dilihat dan diukur dari perspektif orang dewasa. Pada dasarnya puisi anak dan orang dewasa hanya sedikit perbedaannya. Hal utama yang membedakannya adalah dari segi bahasa, tema dan ungkapan gejolak emosi yang digambarkan. Puisi anak dilihat dari dunia citraannya digambarkan dalam things dan sign yang sesuai dengan dunia pengalaman anak. Jika dicermati keduanya memiliki implikasi persfektif dan pengungkapan terhadap dunia anak dengan cukup tajam. Orang dewasa cenderung memandang dan menyikapi dunia anak secara normative-evaluatif daripada anak-anak sendiri yang lebih deskriptif –objektif dalam mengungkapkan diri mereka sendiri. Puisi untuk anak- anak berbeda sedikit saja dengan puisi orang dewasa, kecuali dalam hal memberikan ulasan pada dimensi kehidupan yang yang memiliki nilai kebermaknaan itu tampaknya ada yang bersifat universal dan kontekstual. Di negeri empat musim seperti di negara Eropa – Amerika, pengertian empat dalam setahunnya itu memiliki nilai kebermaknaan dalam kehidupan mereka sehari – hari. Peristiwa salju turun, serta perbedaan musim panas dan dingin dapat mengajak emosi serta dapat merangsang imajinasi indrawi mereka. Livingston dalam Huck (1987) menggambarkan Winter and Summer seperti berikut ini: WINTER AND SUMMER The winter is an ice cream treat, all frosty white and cold to eat, But summer is lemonade off yellow sun and straw cool shade /musim dingin/ adalah es krim yang menyenangkan/ semua putih membeku dan dingin/ tetapi musim panas/ adalah limun/ mentari menguning serta naungan jerami yang menyejukkan// Contoh puisi di atas penggunaan citraan digunakan secara intens. Hal ini terkait dengan perkembangan kognitif anak, yang pada awalnya sangat didominasi oleh kemampuan sensori motoriknya. Dengan citraan nostril (bau) misalnya, pengalaman anak-anak dapat dibangkitkan. Begitu juga dengan penggunaan citraan yang bersifat taktil (rabaan), anditif, dan visual. Khususnya mengenai citraan nostril atau bau ini, jika dihubungakan dengan bau favorit anak-anak, hal itu akan mempertajam persepsi mereka terhadap puisi yang dibaca. Misalnya; bau tanah sehabis hujan, bau jerami kering, atau roti panggang yang panas. Berikut adalah salah satu contoh puisi anak-anak. LEBAH DAN MAWAR Adalah seekor lebah Terbang ke mawar dan sembah zum, zum, zum, zum Hai bunga tolong beri aku Sedikit dari madumu! zum, zum, zum, zum Lebah silahkan duduk Tampaknya malu, ia tunduk zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum Kembang itu baik peri Manisan lalu diberikan zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum Lebah mengambil manisan Lalu berpantun hiasan Hai bidadari puteri Sekarang kumohon diri zum, zum, zum, zum zum, zum, zum, zum (A. E. Wiranata) Dalam proses pemahaman puisi di atas, bisa digunakan pemahaman melalui proses dekoding dan penghubungan skemata. Puisi anak-anak diciptakan melalui penggambaran things dan sign. Karena itu dalam proses pemahamannyapun tidak terlepaskan dari gambaran dari kedua hal di atas. Puisi anak-anak yang awalnya disajikan pada anak sebagai fungsi instrumental dan tidak disajikan sebagaimana sastra itu sendiri. Begitupun dengan puisi, bila anak ingin mengungkapkan sesuatu, yang ada pertama kali dalam benaknya adalah gambaran sesuatu (things) baru kemudian hadir interpretasi dalam berbagai macam alternatif. Penafsiran puisi yang diberikan anak akan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan mereka karena yang awal diinterpretasi adalah tanda bukan bendanya. Sign dalam puisi yang merupakan print out atau sistem tanda harus ditafsirkan sehingga hadir interpretasi. Dalam menginterpretasi ini pemahaman anak ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan atau skemata isi yang dimilikinya (Prior Knowledge). Proses membaca puisi ditandai oleh formulasi hipotesis menyangkut pengertian-pengertian dalam bacaan disertai proses pemahaman kata-kata atau system tanda lain dalam bacaan. Anak mengawali proses interpretasi puisinya dengan membaca tanda berupa kata (lebah, mawar, madu, dan seterusnya) yang membawa ana berkelana menyusuri skemata isi yang dimilikinya. Untuk memformulasi hipotesis makna puisi “Lebah dan Mawar” ini anak harus mengungkit pengalaman dan pengetahuannya tentang bunga mawar dan binatang lebah yang selalu menghisap madu. Dengan demikian anak akan mengakumulasikan rasa ingin tahu dan gambaran menemukan jawaban tentang makna puisi itu melalui internalisasi yang mengacu pada gambaran makna dalam bacaan dan vicarious experience anak sehingga gambaran makna puisi itu tertemukan.
Oleh : Heny Anggreini Stilistika tidak terbatas dalam bahasa dan sastra. Dalam pengertian yang lebih luas, gaya juga dibicarakan dalam karya seni yang lain, termasuk bentuk-bentuk karangan bebas pada umunya, seperti sosial, politik, ekonomi, media dan sebagainya, bahkan juga dalam kehidupan praktis sehari-hari (Ratna, 2010: VI). Dalam pengertian yang lebih luas sesungguhnya stilistika juga diperlukan bagi ilmu humaniora pada umumnya. Dikaitkan dengan masyarakat kontemporer, di dalamnya terjadi perkembangan berbagai aspek kehidupan secara dinamis, khususnya sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi, stilistika memasuki hampir keseluruhan aspek kehidupan masnusia. Meskipun demikian, khususnya dalam kaitanya dengan teori sastra, stilistika kurang memeperoleh perhatian. Pada umumnya stilistika lebih banyak dibicarakan dalam ilmu bahasa, yaitu dalam bentuk deskripsi berbagai jenis gaya bahasa, sebagai majas. Gaya melahirkan kegairahan sebab gaya membentuk citra baru, gaya membangkitkan berbagai dimensi yang stagnasi. Pada dasarnya disinilah terletak makna kata style sehingga kemudian berarti gaya bahasa yang sekaligus berfungsi sebagai penggunaan bahasa yang khas. Gaya bahasa adalah cara pemakaian bahasa dalam karangan atau bagaimana pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakakn (Abrahms dalam Ali Imron, 1981: 190-191). Menurut Leech & Short dalam Ali Imron (1984: 10), style merupakan pemakaian bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, untuk tujuan tertentu. Gaya dengan demikian adalah kualitas bahasa, merupakan ekspresi langsung pikiran dan perasaan. Tanpa adanya hubungan kedua tersebut maka mustahil akan akan terciptanya gaya bahasa. Meskipun demikian, gaya tidak harus untuk mencapai mencapai suatu kepuasan. Gaya melibatkan orang lain, monuitas lain, gaya bukan semata-mata untuk kepuasan diri sendiri. Gaya yang berlebihan meskipun diciptakan dengan sendiri, teapi jelas mengganggu orang lain sebab selera orang tidak sama. Pada kenyataannya, banyak penulis pemula yang tidak mengerti tentang penggunaan gaya bahasa tersebut. Dalam karya sastra yang dihasilkannya, khususnya pada puisi, banyak penggunaan gaya bahasa yang berlebihan, sehingga karya yang dibuat sulit untuk ditafsirkan, terutama pada makna yang tersirat dalam puisi. Banyak dari penulis-penulis pemula yang tidak mengikuti ketentuan dalam gaya bahasa. Mereka telah melupakan struktur yang ada dalam penggunaan gaya bahasa. Pemakaiannya pun sudah tidak sewajarnya lagi, sehingga pada saat pembaca ingin membaca karya tersebut harus bekerja keras untuk menafsirkan isi atau makna yang terdapat dalam puisi. Bahkan, banyak pembaca yang menikmati puisi hanya karena style yang digunakan penulis saja. Keindahan kata-kata yang digunakannya membuat pembaca tertarik untuk membaca, tapi untuk orang yang hanya sekedar menikmati tanpa tahu persepsi tentang puisi, mereka cenderung tidak memahami makna dalam puisi tersebut. Saya kutip penggalan puisi “ Rebahan Hitamku” karya Sartika Sari Hitam rebah di atas tadahan jemari lemah Bulan tersungkir di balik awan kelam yang meraja Bintang malampun berkerut dalam busana malam durja Mendogma dunia untuk bersetubuh dengan murka Tuhan…. Dari puisi di atas dapat dilihat bagaimana penulis menggunakan Style yang terstruktur dan masih pada batas kewajaran. Jika yang membaca puisi tersebut tidak mempunyai pemahaman tentang puisi, tapi menyukai puisi maka pembaca akan sulit untuk menginterpretasikan makna yang tersirat maupun yang tersurat dalam puisi di atas. Pembaca hanya sekedar menikmati puisi dari diksi yang indah dan rima dan irama yang tergambar saat pembaca membaca puisi tersebut.
Oleh : Nuni Afriyanti
Oleh : Nuni Afriyanti
Popular Posts
-
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed kembali mempersembahkan ide kreatifnya dengan mengadakan...
-
Oleh : Lamtiur Simaremare Bahagia tak dapat kuraih Sukses jauh dari mata Kasih sayang pudar tak berbekas Cinta ditangan oran...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Laut mu yang indah , hasil dan kekayaan lautmu yang melipah . Percuma Alam mu yang kaya dan flora fauna m...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Dipondok kecil itu terdengar suara kecil memanggil Dipondok kecil itu ku lihat wajah nan suram dibalik t...
-
Oleh : Jakaria Rasa yang tak mungkin tumbuh didalam gersangmu Tak lagi terlihat indah Sedang mentari Memberi secercah harapan ...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Gemerlap kekuasaan tak menjatuhkan kedermawananya Sejauh mata memandang hanya itulah yang terbias dipikir...
-
Oleh : Irfan Husaini Nasution Malam semakin larut , bintang-bintang tak mampu menunjukkan sinarnya Sang rembulan tak berdaya mengindahk...
-
Oleh: heny anggreini meneriakkan segala suara yang masih samar terdengar, berparas rindu, dan bersuara parau. Inilah aku, yang masih berj...