Oleh
: Lamtiur Simaremare
Dunia
nyata memang hanya fantasi belaka dan tidak dapat diukur oleh apa pun jua,hidup
sendiri ditengah keramaian,sepi dunia yang tak dapat diraih hanya dengan ucapan bahkan tindakan
apapun itu,menangis tapi tak mengeluarkan pancar kesedihan hanya pancar kesesakan
batin yang tak tergoreskan,memiliki orang yang kusayang tapi semua hanya
sepertinya kosong.Renti hanya bisa merangkai kata kesedihan didalam
batinnya,dunia panah tak dapat lagi Renti ceritakan,Ia melamun disudut kamar
kecilnya,istana kecil yang tak dapat digantikan oleh istana apapun didunia
ini,tiba-tiba suara ketukan pintu
membuat lamunannya buyar entah kemana,mungkin lamunan itu tersebar kepelosok
dunia,
“kenapa
dikamar saja dirimu? Suara itu terdengar
dari balik pintu,suara yang begitu dia kenal yaitu ibuunya sendiri.
“suka
aja bu” jawab renti,jawaban yang singkat,sepertinya tidak ada kata yang akan
terucap lagi dari mulut mungilnya.
“buku
lah dulu sayang pintu kamarmu ini ,ada yang akan ibu sampaikan padamu”
Sebelum ibu
menyelesaikan perkataannya ,Renti telah berada didepan ibunya.
“ada apa bu? tumben ibu datang kekamarku? apa
ada masalah bu? Sambil menampakkan muka yang penasaran dan begitu mengharapkan
sang ibu mengutarakan semuanya kepada dia.
Ibunya hanya
heran melihat tingkah anaknya itu,karena selama ini anak perempuannya ini hanya
sering mengurung diri dikamar dan jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Melihat reaksi
ibu tercintanya itu,wajah Renti berubah menjadi sedih,dan renti berjalan menuju
tempat tidurnya dan segera menjatuhkan dirinya ke tempat tidurnya.ibunya hanya
bisa menggelengkan kepalanya.
“ada apa dengan mu,,ibu tau kau
mengharapkan itu dari kami selaku orangtuamu,tapi ibu tak dapat berkata apa-apa
sekarang ayahmu bersih keras untuk tidak menguliahkanmu,tapi ibu akan
mengusahakan supaya kamu bisa kuliah,”
mendengar
perkataan ibunya,renti pun meneteskan air mata terharu atas perjuangan ibunya
itu,dan dalam hatinya rasanya ingin sekali memberikan kebahagiaan lebih kepada
ibunya sekarang itu juga,dalam lamunannya tiba-tiba ia mendengarkan tangisan
yang tidak asing lagi ditelinganya,yaitu tangisan yang menunjukkan penderitaan
yang selama ini dirasakan ibunya selama hidup di dunia yang begitu indah bagi
orang yang mendapatkan kebahagiaan penuh,
“selama ini aku hanya bisa memberikan kamu
nasihat,mungkin selama ini kamu menganggap ibumu ini tidak sayang samamu dan
mungkin kamu seperti dianak tirikan,tapi itu hanya perasaanmu saja,karena ibu
ingin melatih kamu untuk lebih kuat untuk menhadapi arti kehidupan dunia ini”
ibunya sepertinya menyampaikan hal yang baru pertama kali dia dengar.
“maksudnya bu apa?”
“aku tidak mengerti bu?”
“semua ini sepertinya membuatku bingung dan
semakin membuatku semakin sedih dan sulit untuk mengartikan duni ini?”
“suatu saat engkau akan mengerti semua
ini,mengerti akan sebuat perjuangan dan arti hidup yang senang bahkan yang
keras”,
***
Mungkin
hal ini membuat ibu Renti sedih karena renti sudah merencanakan kuliah
sedangkan dia masih kelas dua SMK.Renti sadar akan hal itu tapi dia ingin suatu
saat dia bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.mungkin orang lain
dan teman-temannya menertawakan dia,karena dilihat dari segi
ekonomi,keluarganya merupakan keluarga yang ekonomi rendah dengan anggota
keluarga yang termasuk keluarga pesepakbola dan dia sangat begitu sedih karena
ibunya telah sakit-sakitan dan telah menjalani semua pengobatan baik dari
dokter spesialis,mantri,rumah sakit dan segala pengobatan yang diketahuinya.
Ternyata
Renti juga bingung untuk menyampaikan kesesakan isi hatinya selama satu bulan
ini karena Renti akan melaksanakan praktek kerja lapangan melihat kondisi pada
saat ini tidak mendukung,dia hanya bisa merenung dan tidak mau membuat ibunya
semakin sedih dan menangis dan juga isa memikirkan saudaranya yang masih kecil.
Kebingungan
dan keraguan terus menbuat hati Renti tak karuan apapun yang dia kerjakan tidak
ada yang tepat,sehingga ibu yang semakin heran dan mencari tau apa yang sedang
dipikirkan anak keduanya itu,dan kegelisahan anaknya itu adalah tentang praktek
kerja lapangannya yang menuntut biaya tiga ratus ribu dan tenggang waktunya
satu minggu,tanpa sepengetahuan renti uang praktek kerjanya telah dibayar
ibunya,karena sebelum kelas dua SMK ibunya telah mempersiapkan semua
kemungkinaan yang akan terjadi apabila dia harus meninggalkan dunia karena
penyakitnya itu.
Memang renti
semasa SMK tidak pernah merasakan indahnya kasih sayang orangtua,kehidupannya
hanya ada rasa kesepian dan tidak ada kasih sayang karena baginya orangtuanya
ada tapi tidak ada.mungkin pepatah ini terus melekat di hati renti ,karena dia tidak tahu apa yang
sebenarnya terjadi kepada orangtuanya.masih ingat betul dia kejadian waktu
ibunya di rawat dirumah sakit dan keadaan yang begitu kritis,dan orangtuanya
berpesan untuk menjaga saudaranya dan meminta supaya dia melanjutkan sekolahnya
kejenjang yang lebih tinggi.
“renti semua tanggungjawab
kuserahkan samamu nak,dan jagan engkau sedih tetap berjuang,jangan mau
menderita seperti ibu lagi”kata ibunya sambil menangis.mendengar perkataan
ibunya renti tak dapat menahan rasa sedih dan rasa kehilangan sosok orang yang
selalu memberi dukungan baginya.
Tapi Tuhan
memberikan hal sangat mustahil bagi hidup renti dan keluarganya karena ibunya
sehat dan sembuh dari penyakitnya dan seluruh keluarganya sangat begitu bahagia
tetapi lain halnya dengan renti yang begitu sedih karena kemauannya untuk
kuliah masih jauh dari harapannya.
“kenapa dengan mu? kata ayahnya
dengan wajah yang tak pernah disukai oleh Renti,wajah yang selama ini dia
hormati tapi dia benci.
Semua ucapan
ayahnya selalu dia turuti tapi hatinya melawan dan rasa bencinya semakin
mendalam semenjak renti mengetahui bahwa dia tidak akan dikuliahkan oleh
ayahnya.
“kenapa wajah ini muncul dihadaanku
lagi,rasa benci ini tak dapat kutampung lagi” ucapan itu muncul di dalam hati
renri dan wajah seperti harimau yang kelaparan.
“Anda mungkin ayahku ,orang yang
membesarkan ku tapi itu tidak cukup,aku butuh kasih sayng dari anda bukan sakit
hati yang aku terima,mungkin kata –kata ini yang selalu dia ucapkan dan dia
renungkan,tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa ,karena rasa benci itu telah
melingkupi hatinya,karena semenjak dia mengenal dunia ini dia telah mengalami
kerasnya perlakuan ayahnya,
Ibunya pernah
bercerita kepada dia bahwa ketika dia baru lahir,ayahnya telah menampar ibunya
gara-gara membela neneknya renti,karena ayahnya lebih memilih ibunya dan
saudaranya daripada memilih mereka.
“tamparan ini akan selalu berbekas
dalam hatiku,apapun yang engkau lakukan aku tak akan memaafkanmu,sebelum anda
menghargai ibuku dan mengubah sifat kasar itu”
***
Kehidupan renti tergolong kehidupan yang begitu keras,dia berusaha selama ini berbuat yang terbaik di hadapan ayahnya tetapi yang dia dapat hanya hal yang membuat dia semakin benci akan kehidupan ini dan semakin dibenci kepada saudaranya karena saudaranya dia merasa saudaranya merenggut kebahagiaannya dari ayahnya.
Kehidupan renti tergolong kehidupan yang begitu keras,dia berusaha selama ini berbuat yang terbaik di hadapan ayahnya tetapi yang dia dapat hanya hal yang membuat dia semakin benci akan kehidupan ini dan semakin dibenci kepada saudaranya karena saudaranya dia merasa saudaranya merenggut kebahagiaannya dari ayahnya.
Didalam kehidupan
ini kita kadang merasakan indahnya kehidupan dan merasakan sulit menjalani
kehidupan ini.ada kata suka dan ada kata benci,benci yang sekejap dan benci
selamanya,ini lah kehidupan mungkin itu prinsip renti selama ini tapi semenjak
dia melihat bahwa hal yang selamaini dia rasakan tak mungkin dia dapatkan lagi.
Semenjak renti
tamat dari SMK, kebingungan semakin membuatnya sedih dan semakin mengancam keinginannya
untuk kuliah.dia hanya bissa merenung satiap hari,semua hal dia kerjakan dan
menaati semua perinta ibunya dan berusaha membuat ibunya bahagia dan membuat
beban ibunya berkurang.tapi kesibukan renti tidak dapat mwngobati
kesedihannya,walaupun harapan itu hampir dia lepaskan dan pasrah untuk mencari
pekerjaan dan memberikan hasil keringatnya kepada ibunya.
Doa selalu renti
panjatkan supaya dia bisa menjalani semua takdirnya,dan memberikan hal yang
terbaik bagi renti,sabar adalah kuncinya,,kata-kata ini merupakan kata-kata
yang pernah renti baca dalam suatu buku yang tidak pernah dia sukai semenjak
dia mengenal buku itu.
Pada malam hari
,memang tumben pada malam itu semua berkumpul dirumah,tiba-tiba ayah renti
memulai pembicaraan yang semula hening tanpa kata-kata.
“renti sekarang ayah tanya padamu
sekarang? Apakah kamu masih ingin kuliah?” Kata ayahnya dengan suara yang
begitu berat.
“maksud ayah bagaimana? Mungkin hal
itu telah sirna dari hidupku,aku memutuskan untuk mencari uang untuk membantu
keluarga ini,” kata renti dengan suara paruh yang sepertinya mau menangis.
“tapi kuliah ini yang selama ini kamu inginkan,kenapa kam”u
jadi begini? Mungkin hari ini semua doamu tercapai dan kesabaranmu telah
terjawab” kata ibunya
“ea,mungkin inilah jawaban
doaku,tapi aku tak dapat memastikan hal ini”
“jangan kau mengharapkan kesempatan
kedua kalinya,karena kesempatan ini datang dua kalinya” kata ayahnya dengan
suara lantang.
“ia,aku tak mengharapkan hal ini
lagi,emuanya telah sirna,aku tak butuh sesuatu yang di paksakan,apa gunanya
anda memaksa saya untuk memenuhi keinginan anda sekarang, saya sudah lelah untuk
menuruti kemauan anda dan sekarang aku ingin mejalani hidupku dengan keringat
sendiri.
Semenjak
kejadian malam itu hubungan renti dan ayahnya menjadi renggang walaupun begitu
renti selalu menghormati ayahnya dan selalu menaati perkataan ayahnya walaupun
kasih tidak ada dalam hidupnya untuk
ayahnya.
Cita-cita untuk
kuliah memang terwujudkan tapi rasa bersalah selalu menghantui renti dan dia
bingung untuk minta maaf dan memulainya darimana.semua telah terjadi mungkin
kata kasih telah menjauhi diri renti.
“Taatkah aku kepada Dia,sedangkan
kasih untuk Dia tidak ada sama sekali ?”
“bagaimana aku Taat kepada Tuhan
yang tak dapat kulihat sedangkan Tuhan yang kulihat aku tak bisa Taat”.
0 komentar:
Posting Komentar