LOVE IN THE BUS

Oleh : Nuni Afriyanti 

Ditempatku , bus transfortasi “Koperasi Usaha Pinggir Jalan” yang disingkat KUPJ Adalah bus transfortasi yang popular dan sering digunakan oleh kalangan masyarakat dari desa ke kota,dan sebaliknya , dari kota ke desa. Aku adalah seorang mahasiswa , kuliah di Universitas Negri Medan, Fakultas Bahasa dan Seni, dengan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku hidup dari keluarga pas-pasan , tetapi, itu tidak akan mengurangi tekatku untuk kuliah. Kata orang tuaku, dimana ada kemauan disitulah ada rezeki yang terus mengalir seperti sungai yang tiada ujungnya . pokoknya ku harus jadi orang yang sukses.
15 September 2012, disaat dari desa untuk balik ke kota, menurutku adalah waktu yang paling membahagiakan bagiku . karena disaat itulah ku bertemu pemuda yang bagiku adalah pemuda yang hmz,,, yaa bisa dibilang tampan, bila dibandingkan dengan teman lelaki sekelasku, he..he..he..matanya, hidungnya, lesum pipitnya, fostur tubuhnya, gaya rambutnya, bibir yang merah merona, Oh My God….perfect banget..
            Mungkin pada saat itu adalah keberuntungan bagiku, karena tidak disangka-sangka Dia duduk disebelahku.
“ Sedikit Mba’..!”   berbicara denganku dengan senyuman yang membius hati wanita dengan sekejap.
“ Ya Mas, silahkan! “ jawabkcu dengan malu-malu sambil bergeser untuk berbagi tempat duduk.
Terasa sunyi, karena kami tidak ada percakapan yang membuat suasana menjadi ramai. Ku penasaran dengan namanya, alamatnya, tetapi sayang, ku tidak ada keberanian untuk menanyakannya. Dan itu berlangsung sampai tiga puluh menit lamanya. Tiba-tiba
“ Hai Mba’, namanya siapa? “ sambil menjulurkan tangannya.            
 “ Haa, Dia bicara denganku? “ dalam hati.
“ Kok diam aja Mba’? “ Heran.
Malu-malu dengan hati berdegup kencang, “ Ogh, nama saya Citra, kalau Mas sendiri namanya siapa? “
“ Nama saya Indra, dari mana mau kemana Mba’? “
“ Dari Kisaran mau ke Medan.” Sambungku lagi menghilangkan penasaran, “ Kalau Mas sendiri gimana? Mas orang Kisaran juga? “
“ Bukan, Saya ke Kisaran ketempat Kakak, kalau saya asli orang Nias.”
“Jadi ke Medan ada urusan apa?” Penasaran.
“ Saya kuliah Mba’, kuliah di USU.”
“ Ogh, di USU.” Jawabku seakan penasaran tidak membebaniku lagi.
Walaupun badan terasa lelah, lapar, haus, tetapi melihat Dia, rasa lelah, lapar, haus, seakan-akan hilang dengan sendirinya. Saat Dia membuka kaca jendela, berhembuslah sayup-sayup angin di wajahnya. Seakan-akan raut wajahnya, menjadi pesona seperti bulan yang begitu bercahaya di malam hari “ SubhanAllah..” itu kataku dalam hati. Dengan memakai headset ditelinganya, sambil memejamkan mata mendengarkan musik, ya ampun…betapa kerennya Dia. “Dia tipeku “ berkata lagi dalam hati.
Sudah tiga jam perjalanan, bus melaju dengan kecepatan yang tinggi tanpa hambatan. Tetapi ku berharap dan kuingin agar bus ini tidak cepat berjalan, ku ingin lambat, agar ku bisa berlama-lama duduk disampingnya.  Ku ingin berinteraksi dengannya, tetapi ku harus mulai dengan apa ya? Jangankan bicara, senyum tebar pesonapun tak berani.
Tibalah pasar bengkel, disitulah Dia mulai berbicara denganku.
“ Nggak turun Mba’? “
“ Nggak Mas, disini aja.” Kataku dengan memperlihatkan senyuman. “ Kalau Mas nggak turun? “
“ Nggak Mba’, disini aja. Ingin beli minum ada minum, ingin beli makanan ada makanan, kalau ingin beli oleh-oleh udah disiapkan oleh-olehnya. Jadi saya ngapain turun lagi? “ Tertawa.
“ Iya ya Mas, ngapain turun lagi ? “ membalas tertawanya.
        “ Bisa nggak sih mintak no handphonnya? “ dalam hati. Ku ingin lebih akrab, sering berinteraksi,  tapi sayangnyaku tidak berani  untuk memintanya. Tiba-tiba, ada seseorang yang menelponnya. Dan tiba-tiba juga, Dia bilang “ Sayang “ What?  Frustasi tiba-tiba. Rasanya hati ini bagai tertusuk duri yang begitu dahsyat, bukan main sakitnya. Pengharapanku dalam beberapa jam ini telah menjadi sia-sia. Lelah, lapar, haus, kembali menghampiriku dengan sendirinya. Ya ampun… sayang sekali, berarti Dia bukan jodohku.
“ Kenapa  Mba’? “ Bertanya kepadaku “ Kok wajahnya murung begitu? “
“ Ogh, nggak kenapa-napa, Cuma agak pusing aja karena nggak nyampek-nyampek .”  Tertawa agar  Dia tidak curiga.
“ Patah hati, heeeem..” Dalam hati. “ Ternyata Dia uda punya pacar “ Kuberfikir siapa ya yang beruntung jadi pacarnya? Dari penglihatan ku Dia adalah sesosok pria yang baik-baik, sopan, dewasa, berwibawa dan berpendidikan. Ya ampuuuun beruntung banget jadi pacarnya.
            Perjalanan sudah sampai Lubuk Pakam, akhirnya perjalanan ini akan berakhir juga pengharapan sia-sia selesailah perjalanan kami akhirnya kami akan berpisah.
“ Sudah sampai” berbicara sendiri tanpa melihatku. Disaat itu juga, para penumpang pun turun. “sampai jumpa lagi” tersenyum dan perlahan meninggalkan ku.
“ya, sampai jumpa lagi” tersenyum dan berharap bertemu lagi.
            Kegiatan sehari-hariku pun ku jalani. Seperti kuliah, ngerjain tugas, jadi anak kos. Mau makan ingat Dia, mau mandi ingat Dia, mau tidur pun ingat Dia dan segala aktifitas yang ku kerjakan selalu teringat padanya. ”Kapan ya bisa bertemu lagi?” pengharapan yang selalu ingin jadi kenyataan. Tetapi salahnya ku nggak bertanya dia tinggal dimana selama di Medan. Itu lah kebodohan ku, kenapa aku tidak berfikir untuk menanyakan alamatnya. “Kapan ya bisa pulang kampung lagi?” mana tahu ku bisa se bus dengannya.  
            Waktu sudah berlarut lama, ketika kami berpisah. Pada saat ku menemani Mita teman sekosan ku ketempat temannya posisinya itu jauh dari kosanku yaitu di Padang Bulan. Sesampainya di kosan temannya temanku  tiba-tiba ku bertemu dengan nya tanpa sengaja, di pinggir jalan depan rumah temannya teman ku.
“Hai apa kabar ?” menyapanya sambil mengangkat tangan.
“Hai kamu! Alhamdulillah sehat, sedang apa disini?”
“ Saya nemani temen disini.” Sambil menunjuk rumah.” Kalau Mas, lagi apa disini?”
“ Saya tinggal disini.” Menunjuk rumah teman Mita.
“ Ogh, Mas tinggal disini.” Rasanya hati ini begitu senang, sesuatu yang diharapkan ternyata terjadi juga. Bisa melihat senyumannya lagi, semoga saja ini terus seperti ini selamanya. Berbunga-bunga, rasanya bertemu dengannya seperti anugrah bagiku.
“ Ayuk masuk” mengajakku kerumahnya.
“ Ogh ya Mas.”
“ Kapan balik ke Kisaran? Sambil duduk.
“ Tunggu libur semester, Mas nggak ada rencana untuk ke Kisaran?” Bertanya sambil berharap Dia juga ada rencana ke Kisaran.
“Ada sih, kira-kira bulan depan.”
Dalam hati” Pas sekali, bulan depankan Ku libur semester, kesempatan yang bagus.”
“ Sama-sama ya? Biar ada temennya.”
“ ya pasti”
            Sebulan waktu berlalu,yang diharap pun terjadi juga, ku se bus juga dengannya. Kali ini sangat berbeda, selalu ada perkataan yang menjadi suasana menjadi ramai.banyak candaan,dan semakin akhrab. Suasana inipun terjadi bila kami se bus bersama.
              Kami sudah saling mengenal, ku selalu menunggu agar Dia menyukaiku. Tetapi pernyataan itu tidak pernah hadir, ku teringat pada saat kami se bus pertama kali, Dia pernah berkata sayang pada seseorang yang menelponnya. Apakah karena alasan itu Dia tidak menyukaiku? Dia sudah punya pacar, pikir dalam benakku. Pada saat kami berangkat bersama untuk kesekian kalinya ke Kisaran, Disitulah hal yang membuatku bahagia. Karena Dia menyatakan perasaannya padaku.
“ Sudah sekian lama Saya menunggu Moment ini, Saya ingin menyatakan sesuatu padamu” sambil memegang tanganku.
“ Menyatakan apa ? ” malu-malu.
“ Maukah kamu jadi pacarku ? ”
“ Hmz, tapi kamu sudah punya pacar ? ” ragu.
“pacar? nggak ada!”
“Tapi saya pernah dengar kamu berkata sayang melalui telpon”
“ogh itu, itu adik kuyang paling kecil, Dia manja banget sama saya, jadi mau nggak jadi pacar ku?” meyakinkan
“gimana ya? Kamu serius tentang ini?”
“ya pasti, dari awal kita bertemu saya sudah menaruhkan hati kepadamu”
“Ya udah kita jalani aja, kalau cocok kita lanjut ke hubungan yang lebih serius”
“Baik lah, tetapi saya selalu berusaha untuk meyakinkan mu”
“Diam tanpa kata”
            Akhirnya harapan Citra pun terwujud, seseorang yang di idamkan menyatakan perasaannya kepadanya. Memang jodoh tidak kemana, walaupun berpisah  jauh tetapi bila Tuhan menghendaki itu pasti terjadi. Meskipun tidak cepat seperti yang kita inginkan tapi yakinlah bahwa lambat laun semua akan indah pada waktunya.


 
             

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogroll

About

foxyform

Blogger templates

Blogger news

Copyright © / Gelitar 12

Template by : Urangkurai / powered by :blogger